Radiofrequency ablation (RFA) atau radiofrekuensi ablasi, merupakan suatu prosedur invasif minimal yang digunakan untuk membantu mengurangi nyeri dengan cara i menggunakan energi frekuensi radio untuk memanaskan dan membakar saraf penyebab nyeri sehingga tidak mengirimkan rasa sakit sehingga nyeri pun berkurang.
Secara bersamaan, RFA ini dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah pada sendi facet, sehingga nyeri pun mereda.
Umumnya metode ini digunakan untuk membantu menangani nyeri pada tulang belakang. Namun juga dapat digunakan untuk membantu mengatasi berbagai keluhan nyeri, akut atau kronik, seperti low back pain, nyeri leher, bahkan nyeri lutut dan nyeri akibat proses degeneratif seperti peradangan atau pengapuran sendi.
Secara sederhana, arus listrik dari alat ini, akan membaalkan area pada jaringan saraf, yang selanjutnya mampu menghentikan pengiriman sinyal nyeri dari area tertentu pada tubuh ke otak. RFA terbukti efektif untuk pengobatan nyeri.
Nyeri pada sendi facet telah dilaporkan menyebabkan hingga 40% dari nyeri pinggang. Sendi facet adalah sendi-sendi kecil di belakang cakram tulang belakang yang membantu untuk mendukung tulang belakang dan memungkinkan untuk bergerak.
Jika sendi facet meradang, dapat menyebabkan nyeri leher atau nyeri pinggang dengan atau tanpa rasa sakit di kaki. Sendi facet rentan terhadap cedera.
Trauma seperti cedera whiplash (sentakan tiba-tiba leher), memutar sambil mengangkat kepala, atau rotasi tidak sengaja di tulang belakang dapat mengiritasi sendi facet ini. Iritasi ini dapat menyebabkan kerusakan, peradangan dan /atau distorsi dari sendi. Aus dan robeknya sendi dapat menyebabkan hilangnya tulang rawan atau degenerasi bantalan tulang belakang yang nantinya akan menonjol sehingga menjepit saraf tulang belakang dan mengakibatkan nyeri.
Prosedur Radiofrequency Ablation
Prosedur ini secara umum juga cukup mudah diterima oleh pasien. Namun kompetensi dan pengalaman dokter dalam melakukan hal ini, juga menjadi salah satu faktor penting keberhasilan metode ini mengatasi nyeri.
RFA juga tidak direkomendasikan untuk mereka dengan penyakit infeksi aktif, atau memiliki gangguan pada sistem pembekuan darah.
Pada mereka dengan diabetes (dengan terapi insulin), mungkin diperlukan penyesuaian dosis insulin pada beberapa hari sebelum prosedur RFA dilakukan. Demikian juga pasien yang menggunakan terapi OAINS (obat antinyeri nonsteroid) harus dihentikan 3 hari sebelum prosedur dilakukan.
Proses ini hanya perlu waktu yang singkat sehingga tidak perlu rawat inap dan dilakukan dengan bius lokal
Manfaat dari RFA dapat berlangsung selama lebih dari 2 tahun pada 80% kasus nyeri.