Gangguan saraf merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat membahayakan penderitanya. Hal ini karena, ketika sistem fungsi saraf terganggu, maka tidak hanya dapat membahayakan sistem gerak, tetapi juga dapat menyebabkan kematian pada penderitanya. Bahkan, menurut beberapa jurnal kesehatan menyebutkan bahwa gangguan pada saraf ini menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kelumpuhan dan kematian pada seseorang.
Mengenal gangguan saraf Alzheimer
Penyakit alzheimer merupakan masalah yang merusak sel-sel otak di dalam tubuh. Mengutip dari Verywell Health (202) menyebutkan bahwa ada sekitar 5,6 juta orang berusia lebih dari 65 tahun yang mengalami alzheimer. Meskipun terkenal sebagai penyakit yang menyerang orang tua. Namun, alzheimer ini juga bisa menyerang orang dewasa lainnya. Diperkirakan sekitar 200.000 orang dewasa berusia kurang dari 65 tahun mengalami alzheimer. Gejala utama yang muncul pada penderita alzheimer adalah hilangnya ingatan, selain itu penderitanya juga mungkin akan mengalami beberapa gejala, seperti:
- Hilang ingatan atau memory loss
- Sering mengambil penilaian yang buruk dan berdampak pada pengambil keputusan yang buruk pula.
- Hilangnya rasa spontanitas dan rasa inisiatif.
- Tidak bisa atau kesulitan menyelesaikan tugas sederhana.
- Seringkali berkeliaran hingga tersesat.
- Sering mengalami perubahan suasana hati.
- Merasa cemas berlebihan pada hal yang tidak jelas.
Selain beberapa gejala di atas, pada kondisi yang sudah parah penderita alzheimer juga seringkali kesulitan mengenali keluarga terdekatnya, mulai berhalusinasi, hingga kesulitan mengontrol amarah.
Penyebab Alzheimer
Hingga saat ini, penyebab pada penyakit alzheimer belum dapat diketahui, akan tetapi beberapa ahli menyebutkan bahwa kekurangan protein pada sel-sel otak merupakan masalah yang menyebabkan seseorang terkena penyakit ini. Mengutip dari Medical News Today (2021) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang terserang alzheimer, risiko tersebut adalah:
- Usia
- Riwayat genetik keluarga, jika kamu memiliki keluarga yang memiliki riwayat alzheimer, maka kamu juga bisa memiliki kemungkinan memilikinya saat tua nanti.
- Penyandang down syndrome juga memiliki risiko terkena masalah alzheimer pada usia dewasa hingga lansia nanti.
- Cedera pada kepala juga dapat merusak sel-sel otak yang menyebabkan seseorang berisiko terkena alzheimer.
- Orang yang memiliki masalah jantung, diabetes, obesitas, kolestrol, dan darah tinggi juga memiliki risiko terkena penyakit alzheimer.
Baca juga: Cara Sederhana Menangani Kaki Kram
Pengobatan Alzheimer
Masalah alzheimer merupakan masalah yang kompleks, sehingga pengobatannya hingga saat ini masih dalam pengembangan. Meskipun begitu, ada beberapa upaya yang bisa penderita lakukan untuk mengurangi gejala pada masalah alzheimer. Mengutip dari Verywell Health (2020) menyebutkan bahwa aktivitas fisik memiliki banyak manfaat untuk para penderita alzheimer. Salah satu yang bisa penderita lakukan adalah dengan fisioterapi.
Manfaat fisioterapi untuk penderita alzheimer
Ada beberapa manfaat fisioterapi, khususnya terapi fisik yang bisa penderita alzheimer dapatkan, di antaranya:
- Memelihara keterampilan motorik.
- Meningkatkan keterampilan komunikasi dan peningkatan memori.
- Melatih fleksibilitas dan keseimbangan.
- Meningkatkan fungsi fisik dan gerak.
Selain itu beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa, pasien alzheimer yang rutin melakukan terapi fisik lebih minim terkena risiko depresi.
Kamu bisa melakukan fisioterapi di klinik Lamina Rehab, dengan melakukan konsultasi dan pemeriksaan terlebih dahulu dengan dokter ahli di klinik Lamina Pain and Spine Center.
Baca juga: Elektromagnetik Kini Dapat Mengatasi Nyeri Tulang Belakang!