Saraf kejepit atau dalam istilah medis sering disebut dengan herniated nucleus pulposus merupakan keluarnya bantalan pada tulang belakang, sehingga menjempit saraf-saraf yang ada di belakangnya. Masalah ini rentan menyerang lansia, para pekerja, hingga para atlet. Terkenal sebagai masalah sepal/pegal-pegal biasa, ternyata HNP ini bisa menyebabkan seseorang menderita, seperti sulit bergerak/ kelumpuhan. Seperti yang dialami oleh Sugihardjo yang mengalami HNP sejak tahun 1995.
Penyebab saraf kejepit
Masalah HNP biasanya sering terjadi akibat seseorang sering melakukan gerakan berulang dari waktu ke waktu. Selain itu, kondisi seperti cedera/kecelakan juga bisa menjadi penyebab dari masalah HNP. Ada beberapa kondisi tertentu yang membuat seseorang terkena HNP, seperti:
- Kelebihan berat bedan
Pada beberapa kasus saraf kejepit, kondisi tubuh seperti obesitas atau kelebihan berat badan rentan memicu tekanan pada saraf, sehingga terjadi HNP.
- Postur tubuh yang buruk
Postur yang buruk dapat memicu tekanan pada saraf tulang belakang, sehingga menimbulkan risiko HNP.
- Atlet yang sering melakukan olahraga berat
Olahraga berat, seperti contohnya gerakan mengangkat beban, menarik, mendorong, menekuk, dll. Gerakan yang seseorang lakukan secara berulang-ulang dapat menimbulkan risiko faktor HNP.
- Perokok
Merokok dapat mengurangi suplai oksigen ke dalam bantalan sendi, sehingga mempercepat kerusakan pada sendi, yang bisa menyebabkan saraf kejepit.
Pengobatan yang tepat
Menurut penuturan dari Sugihardjo kepada Tim Lamina, ia menyebutkan bahwa ia telah mencoba berbagai terapi dan pengobatan untuk menyembuhkan saraf kejepit yang ia alami. Namun, tentu saja usahanya itu hanya bisa mengurangi rasa nyeri saja, sehingga ia masih sering merasakan kambuh saraf kejepit yang sangat mengganggu aktivitasnya.
“Sangat menderita, bahkan hampir semua kegiatan saya terkendala, terbatas. Bahkan sambil tidur pun saya meringis. Jalan sepuluh langkah pun rasanya udah gak kuat”.
Hingga ia akhirnya datang ke klinik Lamina untuk melakukan pengobatan menggunakan metode endoskopi PSLD. Setelah menjalani perawatan tersebut, ia merasa sudah mulai membaik.
“Semua keluhan selama menderita HNP hilang semua, dan badan semakin baik”.
Apa itu PSLD
Percutaneous Stenoscopic Lumbar Decompression (PSLD) merupakan salah satu metode dekompresi endoskopi yang bisa digunakan untuk mengatasi HNP/saraf kejepit. Dengan teknologi ini, dokter akan memotong otot yang bermasalah dengan luka sayatan sangat minim, yaitu sekitar 5 milimeter di area saraf yang bermasalah. Selain itu, ada beberapa keunggulan lainnya dari metode ini, antara lain:
- Luka sayatan pasien sangat minim, yaitu sekitar 5 hingga 8 cm.
- Minim perdarahan.
- Rendah risiko infeksi.
- Meminimalisir kerusakan jaringan pada daerah sayatan.
- Pemulihan cepat, sehingga pasien bisa melakukan aktivitas sehari-hari setelah 1-2 hari tindakan.
- Biaya lebih terjangkau daripada metode lainnya.
Menurut Sugihardjo, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki teknologi medis terbaik untuk penangnan HNP. Salah satunya adalah PSLD ini, menurutnya para penyitas HNP sebaiknya segera melakukan tindakan medis yang tepat, dibandingkan harus menggunakan metode terapi alternatif yang belum teruji secara medis.
Untuk anda yang mengalami masalah nyeri kejepit atau HNP, segeralah konsultasikan masalah tersebut dengan dokter spesialias saraf di klinik Lamina Pain and Spine Center agar segera mendapatkan penanganan yang tepat!
