Ada kalanya banyak orang yang menganggap sepele cara lari yang benar. Pasalnya, hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena dapat mencegah cedera saat berlari. Berlari memang merupakan salah satu olahraga yang baik untuk kesehatan. Manfaat olahraga ini antara lain untuk mengontrol berat badan, menjaga kekuatan otot dan sendi, memelihara kesehatan jantung, serta meningkatkan kualitas tidur.
Sebelum berlari, Anda juga sebaiknya memulai pemanasan dan peregangan selama 5-10 menit dan menggunakan pakaian serta sepatu lari yang tepat. Nah, berikut ini adalah beberapa cara lari yang benar untuk mencegah terjadinya risiko cedera. Ikuti tipsnya yuk!
Mengatur Napas
Usahakan untuk menghirup udara melalui hidung dan membuangnya melalui mulut. Dengan cara ini, volume udara akan lebih banyak sehingga Anda akan merasa lebih rileks saat berlari.
Posisikan Tubuh Condong ke Depan
Dengan tubuh condong ke depan maka tenaga yang digunakan saat berlari tidak terlalu berlebihan. Posisi ini memungkinkan untuk memanfaatkan gravitasi sebagai dorongan sehingga keseimbangan tubuh pun lebih terjaga.
Posisi Kepala Tegak
Jaga posisi kepala tetap tegak dan rileks. Tujuannya yaitu untuk meredam dan mencegah otot tegang di area bahu, leher, rahang dan dagu. Usahakan pandangan mata juga ke depan agar tetap waspada dengan rintangan atau hambatan yang ada di depan saat berlari.
Badan Tetap Lurus
Cara ini bertujuan agar mencegah terjadinya kram perut saat berlari, terutama bagi pelari pemula. Badan yang lurus tanpa ditekuk saat berlari juga dapat membuat pernafasan lebih baik karena rongga perut dan dada akan lebih luas.
Pola Melangkah
Langkahkan kaki jangan terlalu cepat dan panjang agar kaki tidak cepat lelah. Frekuensi setiap langkah per detik saat berlari, tetap pendek dan atur jaraknya agar menyesuaikan dengan kecepatan lari.
Nah, itulah beberapa teknik berlari yang tepat untuk diterapkan. Jika kelihatannya sulit, namun cara berlari harus Anda lakukan karena sangat cocok khususnya bagi pelari pemula untuk mencegah cedera.
Baca juga: Peran Fisioterapi untuk Mengatasi Cedera Olahraga
Artikel ini ditinjau oleh: dr. Yuti Purnamasari